Rabu, 03 Maret 2010

Keindahan Menyelam di Bunaken - World Top 10 Best Dives Destination

Menyelam di Bunaken - World Top 10 Best Dives Destination



Menyelam adalah kegiatan olah raga yang sangat menyenangkan. Kegiatan ini bukan saja baik bagi kesehatan, namun juga untuk menenangkan pikiran dan kepuasan batin. Meminjam kata-kata bijaksana seorang penyelam senior asal Florida, Arthur Hamilton yang mengatakan;
“Anda belum ‘melihat dunia’ apabila anda belum pernah menyelam di dasar laut.”

Indonesia, negara tercinta ini adalah tempat yang tepat untuk kegiatan menyelam. Hitung saja, di negara kepulauan yang terletak diantara dua benua dan samudera ini terdapat lebih dari 17.000 pulau dari ujung Sumatera sampai tanah Papua.

Di kelilingi perbatasan antara laut Andaman, Singapura, laut Cina Selatan, Malaysia, dan Filipina, serta samudera Pasifik Papua Nugini, samudera Hindia dan Australia. Laut dan Samudera! Kebayang kan betapa tak terbatasnya air laut untuk diselami!

Lokasi menyelam eksotik di Indonesia begitu banyak dan beragam. Mulai dari Pulau Seribu, Ujung Kulon, Karimun Jawa, Kalimantan, Bali dan Sumbawa, Komodo, Wakatobi, Bangka, Banda dan Flores, Bintan, Makassar, Bunaken sampai Raja Ampat di Irian Jaya.

Bunaken


Pulau Bunaken, yang berlokasi di sebelah Utara pulau Sulawesi dapat ditempuh pesawat udara langsung dari Jakarta selama 3 jam dan 10 menit.
Selama kira-kira 15-40 menit dari pinggiran kota Manado, ibukota propinsi Sulawesi Utara – dengan menggunakan kapal motor, melewati Gunung Manado Tua, anda dapat melihat langsung Pulau Bunaken yang berada tepat di sebelah Pulau Siladen.

Pulau Bunaken memiliki taman laut nasional yang terkenal di dunia dengan luas area lebih dari 75.000 hektar, yang dibagi oleh 3 persen daratan dan 97 persen lautan, termasuk didalamnya taman laut Bunaken.

Salah satu majalah travel di Inggris dalam artikel yang berjudul World Top 10 Best Dives Destination http://www.guardian.co.uk/travel/diving menobatkan Taman Laut Bunaken sebagai salah satu destinasi selam terbaik di dunia. Tidak berlebihan penghargaan tersebut karena Taman Laut Bunaken yang di resmikan pada tahun 1991 ini dikelilingi oleh lima pulau yang berada di dalamnya, yakni Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Mantehage berikut beberapa anak pulaunya, dan Pulau Naen yang jumlah keseluruhan memiliki 29 titik selam (dive spot) yang fantastis!

Apa yang membuat Bunaken spesial?
Pulau Bunaken adalah salah satu pulau yang memiliki biodiversitas kelautan atau keanekaragaman hayati terbanyak di dunia. Taman laut Bunaken sendiri adalah taman laut yang dilindungi karena terdapat bermacam-macam tumbuhan dan binatang yang diproteksi untuk kepentingan perikanan dan kelautan, dan tentunya pariwisata.




Terdapat lima puluh delapan jenis terumbu karang dan 2000 spesies ikan di taman laut Bunaken. Diantaranya ikan Kuda Gusumi (Hippocampus), Oci Putih (Seriola Rivoliana), Lolosi Ekor Kuning (Lutjanus Kasmira), Goropa (Ephinephelus Spilotoceps dan Pseudanthias Hypselosoma), Ila Gasi (Scolopsis Bilineatus), jenis Moluska seperti Kima Raksasa (Tridacna Gigas), Kepala Kambing (Cassis Cornuta), Nautilus berongga (Nautilus Pompillius), dan masih banyak lagi. Disamping itu, banyak binatang laut langka yang dapat ditemukan di Bunaken seperti Coelacanths, Dugongs, Ikan Paus, Dolfin dan Penyu.

Tidak ada masa off-seasons alias kapan saja adalah saat yang tepat untuk menyelam di Bunaken. Walaupun menurut pengalaman saya pribadi, waktu terbaik untuk menyelam di Bunaken adalah di bulan Mei dan Juni. Pada saat-saat seperti itu anda akan disambut oleh air laut yang jernih dan hangat (temperatur udara 26°-31°C). Air laut yang tenang hampir tanpa ombak dan arus, dengan jarak pandang (visibility) sampai 20-35 meter, memungkinkan saya dapat melihat dengan jelas pesona terumbu karang dan ikan berwarna-warni dengan kedalaman hanya 5 meter! Rata-rata kedalaman menyelam di Bunaken berkisar 5 sampai 40 meter.

Menyelam di Bunaken merupakan suatu perjalanan yang istimewa. Melihat pemandangan bawah laut memberikan pengalaman yang cukup banyak. Kita akan melihat dan merasakan bagaimana menyelam di lokasi landai yang kaya terumbu karang, jenis ikan seperti ikan nimo (clown fish), school fish dan rombongan ikan warna-warni yang lalu lalang.



Di kedalaman lebih dari 18 meter anda akan merasakan pengalaman menyelam di tebing laut (wall diving) dimana kita seakan ‘terbang’ di kedalaman jurang laut (drop-off) yang seolah-olah tanpa dasar. Sesekali bisa bertemu dengan penyu raksasa yang konon sudah berumur hampir 100 tahun, ikan Pari (manta, sting dan eagle rays), Snapper, Groupers, Baracuda, Napoleon, Angel fish, Blow fish, Blue Ribbon Eels, Lobster sampai Sharks!

Untuk para under-water photographer di pastikan tidak akan kecewa dengan peluang gambar yang sangat spektakuler dan menarik untuk diabadikan menjadi gambar-gambar foto yang menawan. Seorang teman yang berprofesi sebagai fotografer profesional, Hanny Kandou yang kebetulan juga dive-master mengabadikan kegiatan menyelam kami di kedalaman 20 meter di bawah laut dengan peralatan foto yang cukup rumit. Namun, hasil foto yang di dapatkan sangat dramatis. Menyenangkan juga berpotret ria di dalam laut, bisa melupakan rasa cemas dan takut.

Belajar Menyelam
Saya masih ingat saat kali pertama menyelam (1998). Waktu itu saya sedang berlibur di Bunaken bersama seorang sahabat saya, Agnes. Karena belum bisa menyelam, saya harus berpuas diri dengan snorkeling; olah raga rekreasi mengambang di atas permukaan air yang dilengkapi masker dan kaki katak ini sudah saya lakukan dalam beberapa tahun terakhir.

Waktu itu jarak pandang di bawah laut lumayan jernih, kira-kira 5 meter dari permukaan air saya bisa melihat Agnes yang sedang menyelam bersama Hanny. Agnes dengan leluasa bermain bersama ikan nemo – hanya dilengkapi peralatan snorkling seperti saya! Terlihat Agnes melakukan pernafasan dengan teknik ‘buddy-breathing’ yaitu meminjam regulator atau alat pernapasan dari Hanny. Enak sekali dia, tidak perlu repot-repot menjijing tabung udara yang berat, dia menyelam tanpa ‘beban.’

Dari situlah, saya tertarik untuk mencoba menyelam. Kenekatan saya membuat saya menerima tantangan Agnes yang hanya membekali saya kursus kilat selama 15 menit. Saya diajari 3 hal penting; pertama, cara bernafas menggunakan regulator. Bernafas melalui mulut, dengan cara menggigit plastik regulator agar tidak lepas.

Kedua, ada dua tombol yang tersambung di BC (Buoyancy Control; semacam rompi yang berisi udara) yang perlu di perhatikan. Inflating button dan deflating button. Inflating button untuk mengisi udara ke dalam BC agar tubuh menjadi ringan sehingga tubuh akan mengambang naik ke permukaan air, sedangkan deflating button digunakan untuk mengempiskan udara yang ada di BC sehingga tubuh menjadi berat dan perlahan tubuh akan ‘tenggelam’ masuk ke dalam air.

Hal yang terakhir yang diajarkan adalah; bahasa isyarat. Dikarenakan di dalam air kita tidak bisa berbicara, maka satu-satunya cara berkomunikasi adalah dengan bahasa isyarat, yaitu; isyarat ibu jari dan telunjuk membentuk huruf ‘O’ berarti ‘kita dalam keadaaan ‘ok’, baik’, kemudian isyarat dengan menggunakan tangan yang digerakan horisontal ke kiri dan ke kanan, yang artinya adalah ‘kita dalam keadaan tidak baik; gugup, panik, pusing, dll,’ dan isyarat yang ke tiga yaitu ‘RCTI ok” yang digerakan naik turun, yang artinya ‘ saya mau naik!” J Makanya saya selalu tersenyum saat melihat iklan televisi swasta tersebut dengan mengancungkan jempol di dalam air yang menyatakan ‘RCTI OK’, yang artinya dalam bahasa isyarat penyelam adalah‘RCTI mau naik!” J

Dengan berbekal ketiga pengetahuan singkat tersebut, saya memberanikan diri untuk langsung menyelam! Pengalaman yang tak terlupakan pada saat saya melihat terumbu karang dan ratusan ikan di kedalaman empat meter membuat saya hampir lupa bernafas!

Kalau ingat pengalaman itu, saya merasa sangat bodoh, karena setahun kemudian saya mengambil kursus menyelam dan instruktur selam saya membuka kelas mengajarnya dengan satu pertanyaan, yaitu “Apa konsekuensi menyelam?” dengan jawaban telak yaitu, “Mati!” Seharusnya saya tidak melakukan penyelaman dengan hanya berbekal kursus kilat waktu itu! Wuih!

Olah raga Scuba Diving atau Set Contained Underwater Breathing Aspparatus memang olahraga yang cukup berbahaya, namun apabila kita mengetahui cara menyelam yang baik dan benar maka kegiatan ini sangatlah seru.

Lembaga resmi di Indonesia ada POSSI (Pusat Olah Raga Menyelam Seluruh Indonesia), CMAS (Confederation Mondiale des Activities Subaquatiques) asal Itali, Proffesional Association Diving Instructure (PADI), Scuba Diving International, dan beberapa lembaga selam lainnya.

Saya mengambil kursus menyelam selama lima hari (2 hari teori dan 3 hari praktek) untuk mendapatkan sertifikat open water dive dari National Association of Underwater Instructors (NAUI: http://www.nauiww.org/). Saya diajari pengetahuan dasar dan teknik menyelam. Saya juga belajar mengenai peralatan selam, pengetahuan menyelam, upaya penyelamatan diri dan bagaimana melakukan praktek selam yang aman dan nyaman, juga tak kalah pentingnya adalah belajar bagaimana menjadi penyelam yang bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.

Di taman laut Bunaken, masih saja terlihat beberapa sampah di atas permukaan air. Sudah hal biasa saat menyelam saya sering mengambil sampah plastik ataupun kaleng minuman yang nyangkut di karang dan membawanya ke atas kapal.

Kegiatan yang dilarang oleh pemerintah setempat dan Nature Conservation di Bunaken adalah memancing, menebang pohon dan merusak ekosistim kelautan dengan denda sampai 2 juta rupiah dan maksimum 10 tahun penjara. Semoga saja hal ini bisa menjadi peraturan resmi yang ditaati baik oleh penduduk setempat terlebih bagi para pengunjung.

Dalam dua hari teori, saya diajarkan mengenai jadwal penyelaman yaitu kedalaman dan waktu selam, seperti contoh di kedalaman 21 meter dengan waktu selam selama 40 menit, decompression stop atau saat kita harus berhenti beberapa waktu disaat kita selesai menyelam dan ‘menaik’ ke permukaan air dan teknik-teknik serius menyelam lainnya. Kursus menyelam teori diakhiri dengan ujian yang harus di penuhi sebelum melanjutkan ke praktek.

Sedangkan dalam 3 hari praktek yang diadakan di kolam renang, saya dilatih bagaimana cara bernafas di dalam air dengan menggunakan regulator dan juga memasang alat menyelam sendiri dengan benar. Enaknya di Indonesia penyelam dimanjakan dengan dive-master yang siap membantu memasangkan peralatan selam untuk kita, penyelam tinggal turun dan menyelam.

Di hari kedua, di dasar danau, saya diajarkan teknik pembersihan masker, buddy-breathing seperti yang dilakukan Agnes dengan dive-buddy nya dan memasang kembali alat selam yang sengaja dilepaskan di kedalaman delapan meter. Agak takut juga sebenarnya, tapi untungnya saya berhasil melakukan praktek tersebut dengan baik.

Hari ketiga adalah praktek menyelam di laut lepas termasuk cara melompat dari kapal, cara mengatasi panik dan bagaimana cara menyelam dengan aliran arus dan teknik penyelamatan diri di dalam air. Seru kan?

Hal yang penting yang perlu di perhatikan adalah kita harus dalam kondisi sehat seperti bebas Asma, Jantung, Epilepsi dan Diabetes, dan juga bermental sehat serta buang jauh-jauh rasa panik dan pikiran yang macam-macam. Tidak bisa berenang? Jangan kuatir. Kalau anda berpikir anda tidak bisa menyelam karena tidak dapat berenang, anda keliru. Justru kalau anda bisa ‘tenggelam’ anda dapat menyelam!



Biarkan batas air laut perlahan naik melalui masker anda dan perlahan tubuh ‘tenggelam’ dari permukaan laut – tetap bernafas normal! Selanjutnya, pengalaman indah seumur hidup menanti anda!

Menyelam dapat memberikan perasaan paling luar biasa yang pernah saya rasakan dan yang akan saya kenang selamanya. Siap mencoba? Ayo terjun ke laut dan melihat keindahan dunia alam bawah laut! (Nova Dien)

Informasi:
Ø Selain Bunaken yang selama ini menjadi ikon pariwisata Manado, banyak tempat diving yang belum banyak diperkenalkan kepada para pencinta diving. Tempat-tempat seperti Siladen, Manado Tua, Montehage, Nain, pulau Gangga dan pulau Buyat. Pulau Buyat misalnya, ada lebih dari 24 lokasi penyelaman yang menarik dan direkomendasi untuk dieksplorasi. Di perairan in terdapat anaka ragam habitan terumbu karang yand di dominasi oleh Acropora salah satu jenis dari setidaknya 40 jenis terumbu karang.

Ø Harga kursus menyelam bervariasi mulai dari Rp. 4 juta rupiah sampai 6 juta. Yang mahal, adalah penginapan dan transportasi.

Ø Dengan paket seharga Rp.5 juta anda dapat berlibur ke Manado selama 4 malam, dan melakukan penyelaman sebanyak 3-4 kali di Bunaken, termasuk transportasi dan akomodasi.

Ø World Ocean Conference 2009 – yang baru-baru ini diselenggarakan di Manado, May 11-16. Conference ini merupakan suatu forum bagi para pemimpin dunia dan pengambil keputusan untuk berkumpul bersama serta membuat komitmen bagi pengembangan serta pengelolaan sumber daya laut. Kegiatan selain konferensi adalah kompetisi perahu layar dan kegiatan olah raga lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar